29 Jan 2015

[Kep.Banda] Pala dan Banda

Dari SD kita semua pasti tahu kalau salah satu alasan Indonesia dijajah adalah karena rempah-rempah. Ketika saya sekolah, fokus penjajahan di otak saya hanyalah pada kekejaman sifat penjajah melawan rakyat kecil. Tapiii.. setelah saya sampai di Banda, saya baru sadar kalau pulau ini hebat sekali! Gimana gak hebat? Hanya gara-gara sebutir pala, semua berebut untuk menguasai Indonesia!

the legendary nutmeg

Buah pala (di mata saya) warna dan wujudnya seperti buah lengkeng. Coklat muda dan bulat. Kalau buah pala sudah matang, kulitnya akan membelah seperti gambar di atas. Sayangnya, menurut pengakuan beberapa orang di sana, banyak yang memanen buah pala sebelum matang karena takut dicuri orang lain dari kebunnya. Di dalam buah pala itu terdapat biji pala yang terbungkus kulit berwarna merah yang biasa disebut fuli. Daging buahnya biasa dijadikan manisan, fuli dan bijinya biasa digunakan untuk bumbu masakan. Saya pernah coba masak sop dengan fuli dan rasanya kuat sekali! Kalau mau pake fuli, sedikit saja ya :p 

Pohon pala termasuk pohon yang manja karena butuh pohon pelindung di sekitarnya. Kena angin sedikit, buahnya bisa jatuh, apalagi Banda merupakan kepulauan yang artinya banyak angin pantai dari mana-mana. Biasanya beberapa pohon pala dijaga oleh pohon kenari besar di setiap sisinya. Udah kaya putri raja aja :D Jadi kalau jalan-jalan ke hutan di sini pasti sering banget lihat pohon kenari yang kaya raksasa! Oiya, karena pohon kenari banyak di sini makanya ada masakan khas sini yang enak banget menurut saya yaitu Terong Saus Kenari! Jangan lupa coba ya :D

lihat saja perbandingannya antara pohon kenari raksasa dan si pohon pala imut :D
dikasih skala orang deh, biar kebayang segimana gedenya pohon kenari :p

setiap orang yang akan mengambil pala selalu membawa keranjang bambu bulat (tokiri) itu

bapak ini sedang memanen pala, kalau palanya belum terbelah mereka akan belah dengan bantuan pisau kecil itu, dan hebatnya kerja mereka cepat sekali!

saya gak suka-suka amat sama terong, tapi ini jadi makanan banda yang paling saya kangenin!

Setelah memisahkan biji dari buahnya, biji pala dan fuli dijemur agar benar-benar kering sebelum dijual. Biji pala harus benar-benar kering biar tidak jamuran. Biasanya mereka menjemur di depan rumah mereka. Jadi tidak aneh kalau kita akan banyak melihat pala dan fuli dijemur di halaman depan rumah. Ada juga yang membuat tempat jemur khusus dari bambu, pakai tempayan atau disebar seperti gambar di bawah. Tapii..ternyata cara mengeringkan biji pala jaman sekarang berbeda dengan jaman dulu. Di jaman dulu, biji pala tidak dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Biji pala mengalami proses pengeringan di rumah asar. Yang saya tangkap dari penjelasan orang-orang, biji pala ini ditaruh di semacam langit-langit dan dikeringkan dengan asap. Waktu yang diperlukan untuk mengeringkan pala dengan pengasapan ini terhitung lama sehingga banyak yang memilih untuk menjemur di bawah matahari agar cepat kering. Karena hal inilah lama kelamaan rumah asar pun hilang. Hanya tersisa satu rumah asar di Banda Besar. Sayang saya tidak sempat masuk ke rumah asar di Banda Besar :( 


ini pala yang saya lihat waktu di pulau hatta

Kadang-kadang kalau saya sedang berjalan di hutan sini, suka gak percaya kalau pohon-pohon ini jadi saksi sejarah apa yang terjadi ratusan tahun lalu di pulau ini. Kadang sedih juga kalau ingat cerita tentang pembantaian 40 orang Banda di Benteng Nassau :( Di Kepulauan Banda ini sudah tidak ada penduduk asli Banda, semua penduduk asli lari karena adanya pembantaian itu. Penduduk yang sekarang ini merupakan turunan orang luar Banda yang diungsikan ke sini oleh VOC. Oiya, ternyata banyak juga orang Belanda yang sengaja datang ke Banda untuk menelusuri garis keturunan mereka. Beberapa berharap bisa menemukan makam leluhur mereka atau hanya sekedar melihat seperti apa tempat tinggal leluhurnya dulu. 


parigi rantai, monumen untuk mengenang pembantaian orang banda

Bicara soal Banda tidak hanya berhenti di pala saja. Masih banyak potensi dari pulau ini yang bisa ditelusuri. Dari seluruh pulau di Banda ini yang paling terkenal memang Banda Neira, karena Banda Neira merupakan pusat kecamatan Banda. Selain itu, banyak peristiwa bersejarah yang berhubungan dengan Banda Neira, salah satunya adalah peristiwa "dibuangnya" Bung Hatta dan Bung Sjahrir. Selama masa pengasingan, Bung Hatta dan Bung Sjahrir banyak meninggalkan kesan mendalam dengan para penduduk di Banda. Sampai sekarang pun rumah tinggal Bung Hatta dan Bung Sjahrir masih ada dan bisa dikunjungi. Tidak cuma rumah kedua tokoh ini saja yang bisa kita lihat, ada banyak sekali bangunan rumah, bekas kantor ataupun benteng yang tersebar di Banda.


bagian favorit saya di rumah bung hatta

Selama di sini, saya memang dapat tugas untuk mendata objek wisata alam di sini. Peringkat paling bagus  jatuh ke... bawah lautnya!! Kok bisa tahu padahal belum pernah nyelam? Nahh... Sewaktu di sana saya sempat ke...lupa nama kantornya! hahahaha! Intinya mereka adalah balai perikanan dan kelautan di Banda. Setelah sempat ngobrol tentang bawah laut Banda, saya dikasih liat foto-foto bawah lautnya. Giilllleeee keren banggeetttt! Pantes aja banyak orang yang rela susah-susah dateng ke sini cuma buat nyelam. Saya juga kenalan dengan beberapa penyelam yang kebetulan suka ketemu di depan rumah (kesannya kok kaya ketemu mang sayur). Dia bilang kalau ada uang dan kesempatan, mending ambil izin nyelamnya di sini aja, banda lebih keren dari bunaken!



semua foto ini milik balai kelautan banda neira, cantik kan? :D

ikan napoleon adalah salah satu ikan khas banda, wajahnya mirip orang :D coba lihat 3 foto di baris kedua dari bawah

Benar ternyata kata Pak Sesar, Banda itu bagus mulai dari atas sampai bawah laut! Di atas laut banyak bangunan bersejarah dan pohon pala, sedangkan di bawah laut seperti surga :D 

23 Jan 2015

[Kep. Banda] Pulau Ai

peta perjalanan banda neira-ay berdasarkan perasaan

Pulau Ai ini adalah pulau jauh pertama yang saya kunjungi dari Banda Neira. Pulau ini adalah pulau yang gak punya kontur heboh-heboh amat alias dataaarr. Tugas saya jadi sedikit lebih ringan karena gak harus manjat-manjat :p Cara ke Pulau Ai ini hanyalah memakai perahu (ya iyalah, masa mau berenang?) dari Banda Neira, harga per orangnya dikenakan Rp.15000,- Oiya, perahu ke Pulau Ay ini tidak selalu ada setiap hari. Biasanya perahu Pulau Ai datang 2 hari sekali. Kalau bisa, sudah standby jam 10 di dermaga ya! Biasanya mereka sampai di dermaga pagi, lalu sebelum siang berlayar kembali ke Pulau Ai. Kalau perahu menuju Pulau Ai tidak ada, coba cari perahu yang akan ke Pulau Rhun karena kita bisa diturunkan di Pulau Ay ketika mereka kembali menuju Pulau Rhun.

penampakan pulau ai, iya awan di sana emang bikin ngacir

Oiya, karena perjalanan ke Pulau Ai sekitar 1jam (jaraknya mungkin sekitar 15km) dan keluar dari zona aman (alias sudah mulai masuk laut lepas) sebaiknya pilih duduk di atas perahu. Jangan kira ada tempat duduknya ya, karena duduk di atas artinya duduk di atap! Ya paling.. sedikit olenglah perahunya :))) Tips dari teman saya, biar kita tidak terlalu pusing pusatkan badan di sumbu tengah dan biarkan badan ikut gerakan perahu, jangan dilawan! Setelah saya coba lumayan membantu kok! Jangan lupa ambil napas panjang juga :D Untuk yang takut kulitnya hitam, ini saran saya: percuma pakai sunblock karena sinar matahari Banda menyengat, bung! :)))

nah! duduknya persis kaya bapak ini!

Pulau Ai ini merupakan salah satu pulau yang dijajah oleh VOC. Pulau ini dibagi menjadi beberapa perk (perkebunan yaaaa.. bukan yang lain) antara lain Westklip, Welvaren, Weltevreden, Matalengo, Kleinzard dan Verwachting. Sayangnya perk-perk ini sudah tinggal nama saja karena sudah hancur. Beberapa perk masih ada reruntuhannya, tapi ya dalamnya sudah berubah sama sekali. 

peta lama Pulau Ai

Nama-nama perk tadi saya dapatkan dari selebaran tempat saya menginap. Nampaknya cuma ada satu penginapan di sini, namanya Ardy Guest House milik Bapak Yusuf. Kalau dari arah dermaga lurus terus sampai belokan ke dua baru belok kiri (kalau gak salah ingat) Nanti ada rumah di sebelah kanan setelah halaman sekolah. Saya kemarin sewa kamarnya sehari Rp.125.000,- tapi lupa apa itu dihitungnya per kamar atau per orang ya? Kayanya sih per kamar. Maap. Udah lama banget sih soalnya *wis tuwek* Enaknya, di sini juga disiapin makanan... dan enak! :)) Bumbu rempahnya berasa banget, kalau saya pribadi sih suka. Bapaknya baik banget tiap hari nanya "nanti mau disiapin makan jam berapa? Biar pas selesai kerja pas makanan lagi hangat-hangatnya" Wuuaaaaaaa... Jadi malah bikin kangen rumah soalnya jadi berasa di rumah sendiri.


penampakan rumah Pak Yusuf

Oiya, Pak Yusuf ini dulunya mantan Bapa Raja alias Kepala Desa, setelah gak jadi Bapa Raja akhirnya dia dan istrinya membuat kamar baru di rumahnya untuk disewakan ke turis. Kalau lihat buku tamunya, turis yang datang lebih banyak yang datang dari luar negeri daripada dari Indonesia. Ya iya sih, soalnya tiket ke Banda memang mahal sih. Kalau mau menginap di sini, bisa datang langsung atau sms dulu ke nomor hp 081-248-622-559. Waktu saya pertama kali datang ke sini, bapaknya tidak sempat menyiapkan makan siang karena saya datang mendadak. Jadi buat yang mau datang ke Pulau Ai bisa sms dulu ke bapaknya biar nanti setelah sampai langsung tinggal makan! :D Enaknya menginap di sini harga sudah termasuk makanan karena saya lihat jarang sekali warung di sini apalagi rumah makan.

rasanya makanan rumahan banget!

Ngomong-ngomong soal sms, di Banda ini cuma bisa pakai nomor simpati. Nah, kalau kasus di Pulau Ai beda lagi karena DISINI GAK ADA SINYAL :)) Jadi, buat yang suka gelisah ngecek update whatsapp harus siap-siap puasa! Jangankan whatsapp, sms aja gak nyampe! Loh, tapi kok Pak Jusuf punya hp? Pertanyaan bagus! Sebenarnya sinyal ini bisa diakali kemunculannya yaitu dengan cara membawa hp ke dermaga atau pantai dekat dermaga. Kalau beruntung (90% cara ini ampuh) kita masih bisa dapat sedikit sinyal dari menara pemancar di Banda Besar.

di ujung dermaga itu ada sinyal telkomsel menanti :))) oiya, di sini hampir setiap rumah ngejemur pala di depan rumah

Bukan cuma sinyal yang bikin kaget, ternyata listrik di Pulau Ai juga terbatas! Listrik cuma menyala dari jam 6 sore sampai jam 10 malam. Setelah itu? Padam total! Jadi setiap jam 6 malam, kita langsung berebut ngecharge semua barang elektronik mulai dari HP, kamera sampai alat GPS, dasar orang kota! :))) Sebenarnya setiap rumah punya cadangan listrik sendiri yg bisa dipakai kalau keadaan darurat. Sebelum tidur, saya memang ditawari apa lampu cadangannya mau dinyalakan atau dimatikan. Karena penasaran (atau gengsi?) saya akhirnya bilang kalau tidak usah pakai lampu cadangan. Hasilnya? Sewaktu saya merem di tempat tidur sekitar jam 10 terdengar suara 'klik' yang sepertinya penanda kalau semua lampu sudah mati. Waktu itu rasanya saya takut sekali karena baru kali ini tidur sendiri di pulau gak dikenal tanpa listrik pula! Duh, rasanya deg-degan parah, terus mikir yang aneh-aneh...
.. nanti kalau tiba-tiba ada yang nyolek dari belakang gimana?
.. kok sepi banget ya?
.. kalo coba buka mata nanti keliatan putih-putih gak?
.. haduh mana barusan ada tetangga yang baru meninggal lagi
.. jangan-jangan ada muka orang pas buka mata?..
Nafas pun jd agak berat dan kok.. hawanya jadi panas? Akhirnya karena penasaran saya coba membuka mata. Pengen tahu segelap apa sih kalau tanpa lampu. Pas ngebuka mata GAK ADA BEDANYA DONG SAMA WAKTU PAS MEREM!! makin seetteereeesss :))) Tapi akhirnya saya tertidur juga kok dan gak ada apa-apa. Itu sih sayanya aja yang suka berimajinasi di luar akal sehat. 

ini dia pemandangan waktu buka mata : GELAP!

Kembali lagi membahas Pulau Ai. Jadi, kalau lihat peta lama milik Belanda, kita bisa melihat kalau ada satu jalan yang dibuat memutari Pulau Ai. Konon, dulu semua orang bisa mengitari Pulau Ai dengan berjalan kaki di sebelah pantai. Sayangnya jalan yang ada sekarang sudah rusak dan berhenti di ujung-ujung desa saja. Kalau mau melanjutkan ya lewat jalan hutan. Tenang...hutannya gak ada macan atau binatang buas lainnya. Padahal kalau jalannya masih ada kan bisa dibuat wisata sepeda berkeliling Pulau Ai,ya? Karena tugas saya mendata setiap pantai di pulau ini ya mau gak mau saya harus jalan kaki. Waktu yang diperlukan kurang lebih sampai 4 jam. Cape banget! Menurut cerita penduduk sekitar kita bisa juga mengitari pulau dari pantai (iya, jalan di pasir pantai!) kalau pagi hari di musim angin barat. Saat itu, air laut akan surut dan kita bisa bebas berlomba lari mengelilingi pulau.

konon jalan ini peninggalan dari jaman penjajah dulu

ujung jalannya berhenti di hutan situ

kebayang gak sih gimana senengnya kalo kita bisa jalan keliling pulau dari pantai? 

beberapa pantai masih bisa jalan di sisinya kalau sore :D

ini pantai paling aneh soalnya jalan masuknya dari halaman rumah orang :)) gilecing! udah berasa pantai pribadi! saya juga sempat ngobrol dengan pemiliknya yang ternyata menikah dengan orang Itali

Selain pantainya yang bagus-bagus, saya juga suka dengan kondisi desa Pulau Ai karena bangunannya cenderung rapih mengikuti sumbu jalan yang sudah ada. Bangunan rumah penduduknya sederhana dan biasanya punya solarcell kecil di atap rumahnya. Objek wisata bangunan yang menarik di pulau ini adalah bekas reruntuhan dari perk dan Benteng Revengie. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, reruntuhan dinding perk ini sudah banyak yang hancur atau masih ada tapi bagian dalamnya sudah dibangun menjadi rumah warga. Padahal aslinya dalam satu area perk itu terdapat dapur asar pala, rumah tuan pala, rumah pengawas dan juga barak pegawai yang dikelilingi oleh pagar pembatas antar perk.

kalau baca nama di gerbangnya, ini termasuk perk matalengo

di dalam perk welvaren ini sudah berubah jadi rumah warga

saya gak tahu apakah ini bagian dari perk welvaren atau bukan, tapi keren banget kalo difoto sore-sore :))

Benteng Revengie juga dibangun dalam rangka membendung serangan musuh dari laut, makanya ketinggian bentengnya jauh di atas permukaan laut. Sayangnya benteng ini hancur akibat gempa bumi. Yang tersisa akhirnya seperti Benteng Nassau, hanya gerbang masuk dan halaman dalam. Ruangan-ruangan yang di dalam benteng sudah tertimbun semua. Sewaktu saya ke sini, saya masih bisa naik ke menara sisi benteng dan bisa melihat langsung ke arah laut dekat dermaga. Strategis sekali memang untuk mengawasi siapa saja yang datang ke pulau ini.

gerbang masuk benteng revengie. sayang ada beberapa cat tulisan orang iseng :(

semua ruangan di bawah benteng sudah tertimbun

anak-anak ini sedang bermain meriam bambu. kalau dimainkan di atas benteng rasanya seperti mendengar penjajah sedang berperang di benteng ini 

bahkan meriam aslinya pun hanya dibiarkan teronggok di atas benteng

oiya,di belakang desa ini juga ada kerkoff yang keadaannya sudah tidak terawat

Menurut bapak yang mengantar kami keliling pulau, pantai yang paling sering dikunjungi adalah Pantai Besar. Nama besar di pantai ini memang tidak aneh karena inilah pantai dengan garis pesisir paling panjang di pulau ini. Karena saya jalan bukan dari jalan yang biasa dilewati orang-orang, saya terpaksa melewati bukit batu yang licin. Keren sih sebenarnya, soalnya berasa di gua tapi tanpa atap. Tingginya jangan salah, lumayan juga kalau sampai jatuh tersungkur. Di dinding bawah ada tulisan yang konon ditulis sejak jaman VOC datang dan sampai sekarang masih belum pudar tulisannya.

di balik dinding batu itu ada pantai :)

ini tulisan yang konon ditulis oleh VOC di dinding batu bagian bawah

pantai besar yang panjang itu :D

kalau menjelang sore super silaaauuu~

Gimana? Bagus kan Pulau Ai? :D Pokoknya gak akan mengecewakan deh kalau jalan-jalan ke sini. Apalagi sampai manjat-manjat sama kepleset di gunung *deuh curhat deehh*  Pulau Ai memang cocok banget buat yang suka lari-lari di pantai atau ngeliat bangunan-bangunan reruntuhan cantik bersejarah. Tapiiii... buat yang gak bisa tidur gak pake lampu sama sinyal HP ya.. sekali-kali cobain deh 2 hari..asik juga loh :D

22 Jan 2015

playlist minggu ini #14

Bertemu lagi dalam edisi playlist minggu ini!
Maaf ya, yang punya blognya kemarin sibuk pergi-pergi *pencitraan biar gak dikira pengangguran* dan sekarang sibuk sakit :)) Gapapa, udah nemu nih beberapa lagu yang bisa dimasukkin ke playlist minggu ini :D

Olly Murs ft. Travie McCoy - Wrapped Up


Lagu ini resmi terngiang-ngiang karena ulah spotify yang terus menerus memutar lagu ini. Awalnya biasa aja, tapi kok lama-lama jadi suka #eeaaa Musiknya enak buat dijadikan backsound buat sambil ngetik kerjaan atau sekedar santai ongkang-ongkang kaki. Oiya, saya juga baru tahu ternyata dia orang yang sama dengan yang nyanyi lagu troublemaker #cumataulagunyaitudoang

Prince - The Most Beautiful Girl in The World



Kok saya gak nemu video klip Prince yang bagus di youtube ya? Kayanya lagu ini terkenal banget deh di jaman MTV masih berjaya dulu *ketauan kan umurnya* Dulu waktu pertamakali liat video klipnya, saya agak takut lihat mukanya! hahahahaha! Habis kan situk lakik tapi kok bedaknya tebel amir :p Oiya, kemarin Prince ngeluarin album barunya, tapi pas didenger kok gak cocok di kuping saya ya? maklum cuma tahu lagu ini aja sih :))

Edie Brickell - Good Times


Ini juga termasuk lagu yang gak pernah bosen didengerin! Videoklipnya cocok banget sama lagunya, nyantai di sofa di kala hujan tiba :D Kenapa ya di beberapa lagu jaman dulu suka ada narator cowo bersuara berat? kalau sekarang mungkin porsi narator itu diganti sama rapper ya? :))) Saya juga pernah dengar versi duetnya Glenn Fredly dan Jamie Aditya, iihhhh juaarraaa banggeettt! Kereennn! Cuma sayang deh gak ada yang upload di youtube.

James Brown - I Feel Good


Lagu I Feel Good ini dulu seingat saya sering banget dipakai di beberapa iklan di tv. Lagu ini ternyata sudah ada dari tahun 60-an dan saya sama sekali belum pernah ngeliat videoklip aslinya! Selain musiknya yang bisa bikin goyang *halah* saya juga suka teriakan khasnya James Brown di lagu ini.

All Saints - Pure Shores


Ketika dulu jamannya girlband sedang berjaya, All Saints sebenarnya tidak masuk daftar girlband favorit saya. Tapiii... saya merasa lagu yang satu ini keren banget, kesannya misterius gimana gitu #alasanyangdangkal Oiya, saya belum pernah loh nonton filmnya #digebukinfansomLeo

Macy Gray - I Try


Menurut saya waktu kecil dulu, ini termasuk lagu yang aneh banget. Gimana bisa orang yang suaranya serak-serak gak enak gini bisa terkenal dan masuk tv? Tauunyaaaaa... sekarang malah suka banget sama lagu ini! Hahahaha! Emang bener nih kata aMrazing, setiap orang akan menjilat ludah sendiri pada waktunya :p

Gwyneth Paltrow & Babyface - Just My Imagination


Ini salah satu lagu duet favorit saya yang masuk juga ke playlist duet manis #sekalisekalipromosi Suaranya Gwyneth sebenarnya gak bagus-bagus banget sih tapi entah kenapa cocok aja duet sama babyface di lagu ini. Sama kaya the beach, saya juga belum pernah nonton film Duets :p

Yak, demikianlah playlist minggu ini. Smeoga bisa menemani kerja atau sekedar bersantai di pantai.
Seperti biasa, playlist bisa dinikmati di sini.
Selamat mendengarkan! :D

15 Jan 2015

[Kep. Banda] Pulau Gunung Api

gunung api dilihat dari gerbang depan benteng belgica

Kembali lagi dalam postingan serial Banda! Kali ini mari membahas salah satu pulau yang paling dekat dari Banda Neira sekaligus jadi ikon dari Banda yaitu Pulau Gunung Api!

peta pulau gunung api. ketiga pulau ini yang paling terkenal di kepulauan banda

Di Pulau Gunung Api ini, penduduknya sedikit sekali dan mereka hanya tinggal di pinggir sebelah barat Pulau Banda Neira. Penyebabnya gampang saja, karena gunung ini masih aktif! Selain itu, di sebelah timur pulau ini terbentang lautan yang ombaknya terkadang tidak ramah terutama di musim angin timur. Gunung Api ini terakhir meletus tahun 1988. Lucunya, cerita meletusnya Gunung Api ini pernah ditulis di suatu buku dan ada foto seorang pria berpose dengan santainya sementara gunung di belakangnya meletus! :)))

kurang jantan apa coba? :)))

Karena letusan ini, ada beberapa area di gunung yang hanya berisi pasir saja. Selain itu, letusan ini kemungkinan besar juga berefek ke biota di bawahnya. Soalnya banyak spot menyelam yang bagus di area ini. Waktu saya mengelilingi pulau ini dengan perahu saja langsung bengong. Wow! Airnya biru hijau gitu, baguss bangeeett!

seger,kan? gak biasanya sebiru ini sih, mungkin karena ini masih pagi

Karena pernah diduduki oleh penjajah, pulau ini juga punya benteng. Sayangnya, bentengnya sudah hancur. Kemungkinan besar karena letusan gunung api juga sih.

karena mendata benteng bukan kerjaan saya, jadi cuma bisa lihat benteng ini dari perahu :(

Pulau ini sebenarnya termasuk kecil, karena untuk mengelilinginya tidak sampai satu jam. Kalau mau, bisa sewa perahu ke penduduk di Banda Neira atau Banda Besar. Waktu paling baik adalah pagi hari, karena begitu menuju siang ombak sudah mulai tinggi. Banyak area darat yang memungkinkan kapal untuk berlabuh, biasanya setiap area diberi nama pantai a, b, c dst. Nah! Tapi terkadang nama yang diberikan oleh sumber x belum tentu juga sama dengan sumber y. Nampaknya masih suka-suka mereka saja memberi namanya. Sewaktu saya mendata pantai ini cuacanya cerah dan lautnya masih tenang. Eh, begitu memasuki area di sebelah utara ombaknya mulai ngajak berantem :)) Udah gitu mana habis itu hujan gerimis lagi. Ya makin susahlah nulis di atas perahu. Mana saya sok-sokan duduk di atas perahu lagi, jadi bingung kan mana yang harus dipegang : perahu, pulpen apa kamera? :))

inilah hasil menulis melawan ombak dan gerimis :p
ini pemandangan di barat pulau. gimana gak serem coba? gak kelihatan apa-apa selain laut! dan orang ini dengan santainya naik perahu tipis ini :)))

Pantai (jangan bayangkan areanya besar ya) yang paling dikenal di pulau ini adalah Pantai Sembahyang. Konon, ceritanya dahulu banyak para ulama yang mau berlayar ke Banda Neira. Nah, karena mengejar waktu shalat yang mau habis, akhirnya mereka singgah dulu di pantai ini untuk shalat. Itulah asal mula nama sembahyang.

penampakan pantai sembahyang. semua pantai di sini yan cuma seiprit itu

Oiya, gunung ini juga biasa didaki orang-orang sini loh! Bahkan ada yang bilang kalau sudah pernah ke puncak Gunung Api (kabarnya tingginya 666m) berarti sama seperti punya KTP Banda :)) Sayang nih, saya gak sempat padahal udah pengen banget gara-gara dibilang kalo dari Puncak kita bisa memfoto seluruh Kepulauan Banda. UGGHH! Ayo yang kesana sempatkan naik ya! :D Saya kemarin sempat melihat foto-foto dari teman saya yang naik ke Puncak. Kereeennn bangeettt! Semua Banda kelihatan! Tapi di hari terakhir saya baru dikasih tahu kalau di gunung ternyata banyak ular :)) Jadi yang mau naik hati-hati ya, selama sama orang sana sih aman kok, secara orang sana gak takut sama apapun :))

Oiya, gunung ini juga punya mitos. Tenang saja, gak berhubungan sama hantu kok. Orang sini percaya kalau puncaknya ditutup oleh awan artinya hujan akan segera turun, dan ternyata benar! Jadi tiap bangun pagi kerjaan saya pasti lihat puncak gunung. Kalau sudah ketutup awan, mending lanjut tidur lagi karena biasanya seharian hujan *alasan*

panggilan untuk indomie rebus
kalau mendung bahkan gunungnya pun gak kelihatan karena ketutupan awan

Oiya, untuk yang tidak suka naik gunung, ada beberapa spot bagus buat foto-foto di pulau ini. Tapi ingat ya, harus pagi-pagi sebelum lautnya mengganas. Spot foto bagus itu ada di sekitar daerah tanjung tinggi sampai mandawar. Bentukan batu yang ada di tanjungnya keren banget! jadi kaya ada berlapis-lapis batu! Kalau laut sedang tenang kita bisa minta mendekat ke arah guanya dan bisa foto di situ! Tapi jangan coba-coba kalau ombaknya lagi ngajak main, bisa jadi kita yang kalah, ombak kok diajak berantem! :)))

lihat pola batunya! cantik banget!
kalau beruntung kita bisa foto di guanya :O
cocok banget buat foto prewed atau pascawed! :)

Yak! kurang lebih begitulah bagusnya Pulau Gunung Api! Kalau ada yang pernah naik sampai puncak nanti cerita-cerita ya! Maaf ya kalau fotonya gak merepresentasikan aslinya, aslinya juaauuhhh lebih cantik! Saya aja sampe kesel kok jepretan foto saya gak bisa ciamik :p

14 Jan 2015

Playlist Minggu Ini #13

Duh, nista banget udah tahun baru tapi playlist minggu ini masih aja belum jalan :p
Maafkan ya, soalnya lagi semangat menulis yang lain. Selain itu saya kekurangan bahan musik nih, makanya di edisi kali ini lagunya didominasi jaman dulu semua :p

Roy Orbison - Pretty Woman


Siapa yang gak tahu lagu ini? Anak jaman angkatan saya pasti tahu semua deh lagu ini :p
Saya gak tahu apakah sebelum muncul filmnya lagu ini populer apa gak, yang jelas saya tahu lagu ini ya karena filmnya. Dulu pas kecil ngiranya film ini adalah tentang gadis cantik yang punya pacar ganteng, eh, taunya ternyata ceritanya lebih daripada itu :)) Tapi sebenarnya sampai sekarang pun saya gak pernah nonton film ini komplit, pasti gak pernah beres *disepak julia roberts*

The Platters - Only You


Lagu ini juga saya tahu karena sering denger di TV waktu kecil. Saya sempat mengira ini soundtrack film Ghost, ternyata bukan ya? Waktu lihat video klipnya, kok ternyata ada wanitanya? Soalnya kalau dengar lagunya perasaan gak ada tuh suara-suara halus perempuan. Kalau lihat grup ini kok malah ingat Pussycat & Dolls ya? Yang nyanyi cuma seorang sisanya cuap-cuap manis :|

Louis Armstrong - What a Wonderful World


Saya gak pernah bosan dengar lagu ini. Entah kenapa, rasanya tuh selalu merasa "magical" padahal lagunya juga cuma 2 menit. Suara penyanyinya terlampau keren karena bisa punya efek serak-serak ashoy waktu nyanyi lagu ini. Lagu ini juga ada di pertunjukan light shownya Marina Bay Sands Singapore.

The Carpenters - Yesterday Once More


Siapa yang suka ikut nyanyi pas bagian "every sha-la-la-la every wo-wo-wo still shines"? Ayo ngaku! Menurut saya bagian itu emang karaoke-able banget sih :) The Carpenters ini sering banget diputar waktu saya kecil, saingan sama Bee Gees. Oya, kata teman saya mereka saling bertukar pasangan ya? *malah gosip*

Chicago - If You Leave Me Now


Lagu ini juga cocok buat dipake karaokean, terutama waktu bagian "huwuwuwuw..baby please dont go" Saya gak ingat darimana saya bisa tahu lagu ini. Perasaan gak ada laserdiscnya di rumah. Iya, dulu kan ngetren banget punya laserdisc yang gede banget itu. Saya masih ingat sering banget minjem laserdisc Cinderella ke rumah :))

A-ha - Take On Me


Lagu kebangsaan 80-an banget kan ini? ...dan saya baru lihat video klipnya barusan :))) Keren juga ya untuk ukuran jaman dulu. Konsep sketsa sama orang-nya mulus lah gak keliatan kaya ditempel kaya film lokal yang baru muncul di bioskop itu tuh :p Udah ah, ntar saya ketiban sial gara-gara ngejekin film itu melulu.

Bob Marley - A Lalala Long


Saya bukan penggemar Bob Marley, jadi lagu yang saya tahu ya paling gak sampai lima lagu. Lagu ini dulu juga sering banget saya dengar, mungkin diputar dari TV ya? Oiya, saya baru baca liriknya nih, ini ternyata tentang ngajak yang enggak-enggak ya? :))

Ya, segitu dulu aja playlistnya. Habis lagi bingung mau sharing lagu apa (keliatan kan dari komennya yang pada dikit) Seperti biasa, playlist bisa didengarkan di sini.
Selamat menikmati! :)

9 Jan 2015

Halo Jepang!

hallo, pohon sakura!  :D

Akhirnya saya pergi ke Jepang! Enaknya bahasnya gimana ya? Kayanya lebih enak kalau kita pemanasan dulu ya, daripada membahas per objek lebih baik me-review dulu kesan pertama saya selama di Jepang bulan April tahun lalu *buset lama banget interval liputannya*

Orang Jepang Banyak yang Tidak Bisa Bahasa Inggris
Ini yang bikin agak susah kalau jalan-jalan di sana, apalagi kalau sedang tersesat. Mau bertanya pun sulit karena jadinya dua-duanya malah pakai bahasa tarzan. Mending kalo nyambung, lah kalo satu ngomong A satu ngomong B gimana? :))) Oiya, pengucapan 'L' juga diganti dengan 'R' dan tidak ada konsonan mati. Jadi waktu saya tanya apakah ada tiket museum ghibli, mereka bingung, setelah beberapa lama mereka baru mengerti "Oh! Gibiru!" Oalaahhhh maasss :))) Oiya, walaupun mereka paham kalau kita tidak bisa berbahasa jepang, mereka akan keukeuh menjelaskan dalam bahasa jepang dan tempo yang cepat pula. Jangan panik! fokus saja pada gerakan tubuh dan kata-katanya. Lama-lama nanti juga mengerti maksud dia apa :D

harajuku. super penuh terutama saat weekend

Orang Jepang Baiknya Minta Ampun
Serius! Mereka kalau nolong gak tanggung-tanggung loh! Waktu itu kami bingung mencari jalur kereta. Karena tidak yakin, akhirnya kami bertanya ke salah satu perempuan berseragam di sana. Awalnya dia hanya mengangguk-angguk saja tapi kemudian... dia lari ke ujung stasiun! Loh? Mbak? Kami salah apa sampai takut begitu? :))) Awalnya kami kira dia malu dan malas ditanya-tanyai. Eh! Ternyata beberapa menit sebelum kereta datang, dia kembali lagi terus bilang "iya benar, ini kereta yg kalian cari" dalam bahasa tarzan. Rupanya dia tadi lari ke ujung untuk melihat peta kereta dan memastikan bahwa jalur kereta kami sudah benar. 
Arigatou Gozaimasu!! :')

di sana, hampir semua pria memakai jas. apa karena cuaca lagi dingin ya?

Susah Cari Makanan Halal
Walaupun sudah ada beberapa guide yang berisi list restoran halal, tetap saja susah kalau kita liburan dengan sistem go-show. Akhirnya dengan berbekal bismillah *hahahaha sesat memang* saya selalu pilih ikan, ayam atau daging sapi kalau makan di restoran *lho yaiyalaahh..masa pilih babi* Kalau sarapan, saya selalu beli onigiri (karena murah meriah) dan biasanya kalau beli bento saya tanya dahulu ke penjualnya makanannya mengandung babi atau tidak. Oiya, babi di bahasa jepang disebut "buta". Jadi tinggal tunjuk makanannya terus bilang "no buta" nanti dia akan mencarikan kok mana makanan yang tidak mengandung babi :') Di jepang ini juga merupakan pertama kalinya saya makan sushi, sebelumnya gak pernah karena saya gak pernah tertarik makan ikan. Waktu coba di sini, waahhh ternyata sushi enak yaaa *katrok* dan baru beberapa bulan lalu saya baru tahu kalau (sebagian besar) nasi di sushi ada campuran sakenya! Untung udah pernah nyobbaaa *sesaatt hahahahaha* Tapi serius deh, makanan di sana enak-enak semmuuaaaaaa :D

gimana? ngiler gak?

Lebih Susah Lagi Cari Tempat Shalat
Secara Islam adalah agama minoritas di sini, makanya saya gak pernah lihat masjid. Akhirnya, kami selalu shalat di tempat-tempat gak wajar, hahahaha! Pernah kami shalat di belakang pohon besar, rasanya kaya lagi bikin ritual pemujaan banget gak sih :))) Pernah juga saya shalat di depan kuil sepi, rasanya kaya berdosa, bukannya nyembah kuil kok malah shalat :))) Yang paling asyik sih waktu di Teshima Art Museum, kebetulan ada dua kursi di atas bukit dan akhirnya kita sholat di kursi itu dengan pemandangan laut! Owsem! Walopun ya gak bisa liat lautnya pas shalat, kan liatnya ke bawah :)) Oiya, setelah ngobrol sama teman di sini, ada tips bagus untuk dapet tempat shalat. Teman saya biasanya suka pura-pura milih baju terus ke ruang gantinya cuma buat shalat di ruang gantinya :))) Gila! BRILIAN!!! :))

lihat teman saya yang di balik pohon itu? iya, dia lagi shalat :))

Beda Kota Beda Suasana
Disadari atau tidak, tapi memang tiap kota punya aura yang berbeda. Tokyo menurut saya modern sekali, sedangkan kyoto lebih kuat unsur tradisionalnya. Saya paling ingat waktu berkunjung ke Yokohama. Begitu keluar dari stasiun, rasanya kaya di Eropa! Bangunan-bangunannya mirip dengan di Eropa. Saya langsung asal mengambil kesimpulan "Oh, mungkin ini sebabnya beberapa setting di Ghibli banyak unsur eropanya" *sok tau*

begitu keluar stasiun yokohama  langsung yakin kalau pintu ke mana saja itu ada :))

Ukuran Rumah Super Mini
Setelah diamati, kebanyakan ukuran rumah di sana kecil-keciiillll. Walaupun kecil tapi tetap rapih dan bagus, bikin gemesss! Gak cuma rumah sih, tempat nginep kami disana juga super kecil. Satu kamar diisi berenam dan space kosong yang ada cuma bisa buat jalan. Jadi kalau packing koper harus gantian :)) Saya sih bawa tas carrier, jadi bisa digotong ke kasur atas buat packing.

keliatan kan daun pintu di sebelah kanan? ya semini itulah kamar kami :p

Lebih Sering Bertemu Lansia daripada Bayi
Dulu sebelum saya ke Jepang, teman saya bilang kalau tingkat pertumbuhan di Jepang bentuknya piramida terbalik. Anak mudanya banyak yang memutuskan untuk tidak mau punya anak. Padahal fasilitas melahirkan di sana bagus sekali lho, sampai bayi teman saya (padahal bukan orang Jepang) diberi uang tunjangan per bulan. Wow! *langsung daftar jadi bayi di Jepang* Kalau sering berpergian lewat stasiun, pasti sering deh melihat para pasangan opa-oma yang sedang membaca peta. Banyak yang dari mereka sedang berjalan-jalan berdua saja. Ooowww..so swweettt! :)

opa-oma yang saya lihat bukan yang ini sih. kalau yang ini gak sengaja kepotret sewaktu di tokyo station :p

Museum di Jepang Tidak Ramah Kamera
Museum di sini sama sekali gak cocok buat orang yang suka pamer, soalnya banyak museum yang melarang tamunya untuk mengambil foto. Biasanya, museum yang terkenal sebagai karya arsitektur atau yang memiliki koleksi khusus. Tapi tidak semua museum seperti itu kok, masih banyak museum lain yang mempersilakan pengunjungnya untuk mengambil foto. Menurut saya, museum di Jepang sudah bukan di taraf sebagai pemberi informasi lagi tapi sudah masuk ke taraf menghargai suatu karya. Pihak museum ingin pengunjungnya berkonsentrasi pada karya dan bangunannya. Jika kamera diperbolehkan, pasti akan banyak orang yang sibuk dengan kameranya sendiri. Saya sendiri sih menyukai konsep ini karena ada saatnya memang kamera lebih enak untuk diistirahatkan :)

teshima art museum. museum paling ajaib menurut saya :)

Sensasi Naik Kereta di Jam Berangkat Kerja 
Siapa bilang kalau di negara maju gak kenal sedek-sedekkan? Pengalaman ini saya alami sendiri waktu mau jalan ke Fukutake Hall. Iya sih, saya perginya pas banget jam orang berangkat kerja. Tapi kaget juga loh kalo ternyata orang yang ngantri buanyyaaakkk banget! Sampe ada petugasnya yang siap dorong-dorongin biar orangnya pada cukup masuk ke dalam kereta. Waktu sudah di dalam kereta asli gak bisa gerak sama sekali. Semua sisi nempel sama orang lain. Bisa loh itu cuma berdiri pake satu kaki saking penuhnya :))) Perjuangan gak sampai di situ, pas mau keluar paling gak enak kalau jauh dari pintu, harus nerobos lautan orang sambil ngomong "excuse me...excuse me.." Begitu di luar rasanya langsung berasa di gunung karena udara seger banget :)) Jumlah orang yang di dalam kereta menurut saya gak jauh beda sama orang yang nyebrang di Shibuya :p


Tepat Waktu
Karena sudah canggih, semua transportasi jadi bisa terprediksi waktunya. Biasanya di setiap peron ada papan yang menunjukkan kereta selanjutnya akan datang jam berapa. Gak tanggung-tanggung, tepat waktunya benar-benar hitungan menit! Gak kaya kita yang biasanya dibulatkan jadi 5.15 atau 7.30, kereta di sana jadwalnya bisa 5.14 atau 7.32 dan ketika saya cocokkan dengan jam stasiun hasilnya sama! Jarang sekali meleset, sekalinya meleset karena keretanya datang kecepetan, bukan terlambat! Oiya, pernah beberapa kereta delay dan ada keterangannya di papan. Kemarin ada yang bilang, kalau keterangannya 'injury' (eh atau accident ya? duh lupa) biasanya karena ada yang bunuh diri menabrakkan diri ke kereta. Hiiiii~  Gak tau bener apa gak tuh.

stasiunnya gak beda dengan di kita kan?

Naik Bis Gak Bisa Kabur
Beda dengan bis pada umumnya, bis di Jepang naiknya dari pintu belakang. Pembayarannya bisa pake kartu tap atau bayar tunai. Biasanya kalau bayar tunai ketika masuk bis kita mengambil secarik kertas yang keluar di dekat pintu. Nomor di kertas itu yang jadi patokan harga ketika kita turun. Cara menghitung biayanya adalah cocokkan nomor di kertas dengan layar di depan bis. Makin jauh tempatnya makin mahal harganya *yaiyalah* Karena masuknya dari pintu belakang maka keluarnya dari pintu depan, dan membayar ke mesin uang di sebelah supir. Masalah utama kalau naik bis sebenarnya bukan di membayarnya, tapi waktu kita gak tahu halte tujuan kita sejauh apa! Jadi sebelum bis berhenti di halte tujuan biasanya ada suara dalam bahasa jepang yang menyebutkan nama halte berikutnya. Mendengarkan ini juga butuh skill tinggi karena bahasanya cukup cepat :)))


Kereta dan Mall adalah Tempat Paling Menyenangkan
Kenapa? Karena mereka punya penghangat ruangan :D Buat orang tropis seperti kami ini ya wajar pada kedinginan waktu suhu 7derajat. Baru kali ini akhirnya merasakan bahwa kehangatan lebih dibutuhkan di dunia ini #maklumanaktropis

omotesando hills yang memberikan kami kehangatan

Toiletnya Berair!
Ini dia permasalahan para perempuan kalau ke luar negeri. Ribet kalau mau ***** karena jarang ada yang punya jetwasher di toiletnya. Tapi tenang, biasanya di wc mall atau hotel sudah canggih karena dilengkapi dengan kucuran air *halah bahasanya* Tinggal pilih mode kucuran yang ada di sebelah kanan maka dunia akan terbebas dari perang dunia ketiga. Oiya, bahkan wc ini dilengkapi dengan suara air mengalir untuk menutupi suara pipis :)) Tapi tetap waspada ya *duileh kaya iklan siskamling aja* karena tidak semua wc secanggih ini, di beberapa stasiun kecil, wcnya biasa dan tidak ada air.

all you need is pencet-pencet

Pengganti Sarung Tangan
Vending Machine rasanya bisa jadi penyelamat terutama ketika musim peralihan dari musim dingin. Apalagi buat orang yang pongah kalau angin bulan April masih bisa ditahan. SALAH BESAR SAUDARA-SAUDARA! Suhu sih boleh 7derajat, tapi anginnya yang berhembus rasanya kaya nampar pake balok es! Ditambah gak bawa sarung tangan. Lengkaplah sudah penderitaanmu,nak. Tapi tenang saja, solusinya adalah di vending machine. Kami akhirnya menghangatkan diri dengan... membeli kaleng minuman hangat di vending machine :))) 2 kaleng yang hangat itu langsung dipegang dan disisipkan ke kantong jaket. Voala! Masalah pun selesai! Trust me, It works! *senderan ke dada mas-mas L-men*

pengganti sarung tangan

Melihat tempat sampah bagaikan teman lama
Serius. Ini saya alami karena tempat sampah di Jepang itu jaarraaanngggggg... sekali. Mau gak mau saya harus mengantongi sampah di tas dan berpikir 532x sebelum membeli makanan yang 'berkuah' Kata teman saya yang di sana, orang Jepang sudah biasa punya 'kantong sampah kecil' di tasnya yang akhirnya nanti baru dibuang setelah sampai rumah. Hebat ya! Makanya disana bisa super bersih! Tapi kemarin saya kebagian lihat ada emak-emak yang nyingsring terus nutup hidungnya langsung pake tangan dan sesudahnya dipeperin ke bajunya. Kejadian itu berulang terus sampe saya turun dari kereta :)))

kalo penasaran bersihnya kaya apa, lihat aja sungai ini. gile bener.

Dah! Kurang lebih itulah kesan pertama saya bertemu Jepang! Sangat berkesan sekali apalagi perginya bareng teman-teman yang super aneh :)) Oiya, berkat ke-pedit-an kita untuk membeli nomor Jepang, akhirnya kami hanya berbekal pada peta dan catatan kecil. Gara-gara itu, petualangan jalan-jalan ini jadi semakin seru!
Tunggu episode berikutnya ya! :D