Memori yang paling jelas ada dalam ingatan saya adalah memori tentang perjalanan terlantung-lantung di negeri orang 6 tahun yang lalu. Tetap senang, walaupun makan mie instan pun harus dibagi ber-4 :)
Bermula dari pengumuman salah satu ekskul yang berencana akan memberangkatkan 1tim ke luar negeri. Iseng, saya pun ikut mencoba seleksinya. Dan hasilnya? Nama saya tertulis di kertas putih yang ditempelkan di papan pengumuman KPA3. Senang? Pasti. Tapi sedih juga karena ada beberapa teman saya yang ternyata gagal dalam seleksi ini.
Yang menarik dalam perjalanan ini adalah prosesnya. benar lho, saya tidak bohong. Hasil memang penting, karena itulah yang dilihat orang lain. Tapi proses jauh lebih penting lagi, karena lebih terasa efeknya pada diri sendiri, walaupun orang lain tidak melihatnya.
Saya merasa beruntung sekali karena banyak hal yang saya dapat. Klise memang, tapi perjalanan ini mulai membuat saya menyukai budaya sendiri, terutama kebudayaan dari daerah saya, Angklung. Saya ingat sekali, bagaimana musik dapat menyatukan semua penonton. Ada yang tertawa, ada yang ikut menari, bahkan ada yang sampai menangis karena teringat oleh tanah airnya. Sebelum berangkat, saya pernah bertekad akan memainkan lagu-lagunya sebaik mungkin dan berharap bisa menangis karena memainkan lagu Indonesia. Dan di penampilan terakhir, saya tidak ikut menyanyi karena keburu menangis ketika mendengarkan intro Rayuan Pulau kelapa :')
Terkadang, memori yang indah membuat beberapa orang terperangkap dalam masa lalunya. Seperti saya contohnya :P. Membuat tidak beranjak dari tempat dan masih berkhayal tentang hal yang sama berulang kali. Tapi pasti ada hal yang lebih baik dari sekedar memori kan? Memori memang indah, tapi cukup dilihat saja, jangan dipegang terus. :)
No comments:
Post a Comment