|
peta perjalanan banda neira-ay berdasarkan perasaan |
Pulau Ai ini adalah pulau jauh pertama yang saya kunjungi dari Banda Neira. Pulau ini adalah pulau yang gak punya kontur heboh-heboh amat alias dataaarr. Tugas saya jadi sedikit lebih ringan karena gak harus manjat-manjat :p Cara ke Pulau Ai ini hanyalah memakai perahu (ya iyalah, masa mau berenang?) dari Banda Neira, harga per orangnya dikenakan Rp.
15000,- Oiya, perahu ke Pulau Ay ini tidak selalu ada setiap hari. Biasanya perahu Pulau Ai datang 2 hari sekali. Kalau bisa, sudah standby jam 10 di dermaga ya! Biasanya mereka sampai di dermaga pagi, lalu sebelum siang berlayar kembali ke Pulau Ai. Kalau perahu menuju Pulau Ai tidak ada, coba cari perahu yang akan ke Pulau Rhun karena kita bisa diturunkan di Pulau Ay ketika mereka kembali menuju Pulau Rhun.
|
penampakan pulau ai, iya awan di sana emang bikin ngacir |
Oiya, karena perjalanan ke Pulau Ai sekitar 1jam (jaraknya mungkin sekitar 15km) dan keluar dari zona aman (alias sudah mulai masuk laut lepas) sebaiknya pilih duduk di atas perahu. Jangan kira ada tempat duduknya ya, karena duduk di atas artinya duduk di atap! Ya paling.. sedikit olenglah perahunya :))) Tips dari teman saya, biar kita tidak terlalu pusing pusatkan badan di sumbu tengah dan biarkan badan ikut gerakan perahu, jangan dilawan! Setelah saya coba lumayan membantu kok! Jangan lupa ambil napas panjang juga :D Untuk yang takut kulitnya hitam, ini saran saya: percuma pakai sunblock karena sinar matahari Banda menyengat, bung! :)))
|
nah! duduknya persis kaya bapak ini! |
Pulau Ai ini merupakan salah satu pulau yang dijajah oleh VOC. Pulau ini dibagi menjadi beberapa perk (perkebunan yaaaa.. bukan yang lain) antara lain Westklip, Welvaren, Weltevreden, Matalengo, Kleinzard dan Verwachting. Sayangnya perk-perk ini sudah tinggal nama saja karena sudah hancur. Beberapa perk masih ada reruntuhannya, tapi ya dalamnya sudah berubah sama sekali.
|
peta lama Pulau Ai |
Nama-nama perk tadi saya dapatkan dari selebaran tempat saya menginap. Nampaknya cuma ada satu penginapan di sini, namanya Ardy Guest House milik Bapak Yusuf. Kalau dari arah dermaga lurus terus sampai belokan ke dua baru belok kiri (kalau gak salah ingat) Nanti ada rumah di sebelah kanan setelah halaman sekolah. Saya kemarin sewa kamarnya sehari Rp.
125.000,- tapi lupa apa itu dihitungnya per kamar atau per orang ya? Kayanya sih per kamar. Maap. Udah lama banget sih soalnya *wis tuwek* Enaknya, di sini juga disiapin makanan... dan enak! :)) Bumbu rempahnya berasa banget, kalau saya pribadi sih suka. Bapaknya baik banget tiap hari nanya "nanti mau disiapin makan jam berapa? Biar pas selesai kerja pas makanan lagi hangat-hangatnya" Wuuaaaaaaa... Jadi malah bikin kangen rumah soalnya jadi berasa di rumah sendiri.
|
penampakan rumah Pak Yusuf |
Oiya, Pak Yusuf ini dulunya mantan Bapa Raja alias Kepala Desa, setelah gak jadi Bapa Raja akhirnya dia dan istrinya membuat kamar baru di rumahnya untuk disewakan ke turis. Kalau lihat buku tamunya, turis yang datang lebih banyak yang datang dari luar negeri daripada dari Indonesia. Ya iya sih, soalnya tiket ke Banda memang mahal sih. Kalau mau menginap di sini, bisa datang langsung atau sms dulu ke nomor hp 081-
248-622-559. Waktu saya pertama kali datang ke sini, bapaknya tidak sempat menyiapkan makan siang karena saya datang mendadak. Jadi buat yang mau datang ke Pulau Ai bisa sms dulu ke bapaknya biar nanti setelah sampai langsung tinggal makan! :D Enaknya menginap di sini harga sudah termasuk makanan karena saya lihat jarang sekali warung di sini apalagi rumah makan.
|
rasanya makanan rumahan banget! |
Ngomong-ngomong soal sms, di Banda ini cuma bisa pakai nomor simpati. Nah, kalau kasus di Pulau Ai beda lagi karena DISINI GAK ADA SINYAL :)) Jadi, buat yang suka gelisah ngecek update whatsapp harus siap-siap puasa! Jangankan whatsapp, sms aja gak nyampe! Loh, tapi kok Pak Jusuf punya hp? Pertanyaan bagus! Sebenarnya sinyal ini bisa diakali kemunculannya yaitu dengan cara membawa hp ke dermaga atau pantai dekat dermaga. Kalau beruntung (90% cara ini ampuh) kita masih bisa dapat sedikit sinyal dari menara pemancar di Banda Besar.
|
di ujung dermaga itu ada sinyal telkomsel menanti :))) oiya, di sini hampir setiap rumah ngejemur pala di depan rumah |
Bukan cuma sinyal yang bikin kaget, ternyata listrik di Pulau Ai juga terbatas! Listrik cuma menyala dari jam 6 sore sampai jam 10 malam. Setelah itu? Padam total! Jadi setiap jam 6 malam, kita langsung berebut ngecharge semua barang elektronik mulai dari HP, kamera sampai alat GPS, dasar orang kota! :))) Sebenarnya setiap rumah punya cadangan listrik sendiri yg bisa dipakai kalau keadaan darurat. Sebelum tidur, saya memang ditawari apa lampu cadangannya mau dinyalakan atau dimatikan. Karena penasaran (atau gengsi?) saya akhirnya bilang kalau tidak usah pakai lampu cadangan. Hasilnya? Sewaktu saya merem di tempat tidur sekitar jam 10 terdengar suara 'klik' yang sepertinya penanda kalau semua lampu sudah mati. Waktu itu rasanya saya takut sekali karena baru kali ini tidur sendiri di pulau gak dikenal tanpa listrik pula! Duh, rasanya deg-degan parah, terus mikir yang aneh-aneh...
.. nanti kalau tiba-tiba ada yang nyolek dari belakang gimana?
.. kok sepi banget ya?
.. kalo coba buka mata nanti keliatan putih-putih gak?
.. haduh mana barusan ada tetangga yang baru meninggal lagi
.. jangan-jangan ada muka orang pas buka mata?..
Nafas pun jd agak berat dan kok.. hawanya jadi panas? Akhirnya karena penasaran saya coba membuka mata. Pengen tahu segelap apa sih kalau tanpa lampu. Pas ngebuka mata GAK ADA BEDANYA DONG SAMA WAKTU PAS MEREM!! makin seetteereeesss :))) Tapi akhirnya saya tertidur juga kok dan gak ada apa-apa. Itu sih sayanya aja yang suka berimajinasi di luar akal sehat.
|
ini dia pemandangan waktu buka mata : GELAP! |
Kembali lagi membahas Pulau Ai. Jadi, kalau lihat peta lama milik Belanda, kita bisa melihat kalau ada satu jalan yang dibuat memutari Pulau Ai. Konon, dulu semua orang bisa mengitari Pulau Ai dengan berjalan kaki di sebelah pantai. Sayangnya jalan yang ada sekarang sudah rusak dan berhenti di ujung-ujung desa saja. Kalau mau melanjutkan ya lewat jalan hutan. Tenang...hutannya gak ada macan atau binatang buas lainnya. Padahal kalau jalannya masih ada kan bisa dibuat wisata sepeda berkeliling Pulau Ai,ya? Karena tugas saya mendata setiap pantai di pulau ini ya mau gak mau saya harus jalan kaki. Waktu yang diperlukan kurang lebih sampai 4 jam. Cape banget! Menurut cerita penduduk sekitar kita bisa juga mengitari pulau dari pantai (iya, jalan di pasir pantai!) kalau pagi hari di musim angin barat. Saat itu, air laut akan surut dan kita bisa bebas berlomba lari mengelilingi pulau.
|
konon jalan ini peninggalan dari jaman penjajah dulu |
|
ujung jalannya berhenti di hutan situ |
|
kebayang gak sih gimana senengnya kalo kita bisa jalan keliling pulau dari pantai? |
|
beberapa pantai masih bisa jalan di sisinya kalau sore :D |
|
ini pantai paling aneh soalnya jalan masuknya dari halaman rumah orang :)) gilecing! udah berasa pantai pribadi! saya juga sempat ngobrol dengan pemiliknya yang ternyata menikah dengan orang Itali |
Selain pantainya yang bagus-bagus, saya juga suka dengan kondisi desa Pulau Ai karena bangunannya cenderung rapih mengikuti sumbu jalan yang sudah ada. Bangunan rumah penduduknya sederhana dan biasanya punya solarcell kecil di atap rumahnya. Objek wisata bangunan yang menarik di pulau ini adalah bekas reruntuhan dari perk dan Benteng Revengie. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, reruntuhan dinding perk ini sudah banyak yang hancur atau masih ada tapi bagian dalamnya sudah dibangun menjadi rumah warga. Padahal aslinya dalam satu area perk itu terdapat dapur asar pala, rumah tuan pala, rumah pengawas dan juga barak pegawai yang dikelilingi oleh pagar pembatas antar perk.
|
kalau baca nama di gerbangnya, ini termasuk perk matalengo |
|
di dalam perk welvaren ini sudah berubah jadi rumah warga |
|
saya gak tahu apakah ini bagian dari perk welvaren atau bukan, tapi keren banget kalo difoto sore-sore :)) |
Benteng Revengie juga dibangun dalam rangka membendung serangan musuh dari laut, makanya ketinggian bentengnya jauh di atas permukaan laut. Sayangnya benteng ini hancur akibat gempa bumi. Yang tersisa akhirnya seperti Benteng Nassau, hanya gerbang masuk dan halaman dalam. Ruangan-ruangan yang di dalam benteng sudah tertimbun semua. Sewaktu saya ke sini, saya masih bisa naik ke menara sisi benteng dan bisa melihat langsung ke arah laut dekat dermaga. Strategis sekali memang untuk mengawasi siapa saja yang datang ke pulau ini.
|
gerbang masuk benteng revengie. sayang ada beberapa cat tulisan orang iseng :( |
|
semua ruangan di bawah benteng sudah tertimbun |
|
anak-anak ini sedang bermain meriam bambu. kalau dimainkan di atas benteng rasanya seperti mendengar penjajah sedang berperang di benteng ini |
|
bahkan meriam aslinya pun hanya dibiarkan teronggok di atas benteng |
|
oiya,di belakang desa ini juga ada kerkoff yang keadaannya sudah tidak terawat |
Menurut bapak yang mengantar kami keliling pulau, pantai yang paling sering dikunjungi adalah Pantai Besar. Nama besar di pantai ini memang tidak aneh karena inilah pantai dengan garis pesisir paling panjang di pulau ini. Karena saya jalan bukan dari jalan yang biasa dilewati orang-orang, saya terpaksa melewati bukit batu yang licin. Keren sih sebenarnya, soalnya berasa di gua tapi tanpa atap. Tingginya jangan salah, lumayan juga kalau sampai jatuh tersungkur. Di dinding bawah ada tulisan yang konon ditulis sejak jaman VOC datang dan sampai sekarang masih belum pudar tulisannya.
|
di balik dinding batu itu ada pantai :) |
|
ini tulisan yang konon ditulis oleh VOC di dinding batu bagian bawah |
|
pantai besar yang panjang itu :D |
|
kalau menjelang sore super silaaauuu~ |
Gimana? Bagus kan Pulau Ai? :D Pokoknya gak akan mengecewakan deh kalau jalan-jalan ke sini. Apalagi sampai manjat-manjat sama kepleset di gunung *deuh curhat deehh* Pulau Ai memang cocok banget buat yang suka lari-lari di pantai atau ngeliat bangunan-bangunan reruntuhan cantik bersejarah. Tapiiii... buat yang gak bisa tidur gak pake lampu sama sinyal HP ya.. sekali-kali cobain deh 2 hari..asik juga loh :D
luar biasa.. keren cerita dan foto2nya
ReplyDeletesaya tertarik sama peta tua yang ada kavling perknya, mantap sekali
ReplyDeleteApakah Anda membutuhkan pinjaman? Apakah Anda dalam krisis keuangan atau butuh uang
ReplyDeletememulai bisnis Anda sendiri? Apakah Anda perlu pinjaman untuk melunasi utang Anda atau membayar
tagihan Anda atau memulai bisnis yang bagus? Anda memiliki nilai kredit yang rendah dan
Anda kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank lokal dan
lembaga keuangan lainnya? Inilah kesempatan Anda untuk mendapatkan pinjaman dari
Organisasi kami. Kami menawarkan pinjaman kepada individu untuk hal-hal berikut
tujuan dan banyak lagi. Pinjaman Pribadi, Ekspansi Bisnis, Bisnis
Start-up, Pendidikan, Konsolidasi Utang, Pinjaman Uang Keras. Kami menawarkan
pinjaman dengan suku bunga rendah 3%. Hubungi kami hari ini melalui email:
financial_creditloan@outlook.com