29 Jan 2015

[Kep.Banda] Pala dan Banda

Dari SD kita semua pasti tahu kalau salah satu alasan Indonesia dijajah adalah karena rempah-rempah. Ketika saya sekolah, fokus penjajahan di otak saya hanyalah pada kekejaman sifat penjajah melawan rakyat kecil. Tapiii.. setelah saya sampai di Banda, saya baru sadar kalau pulau ini hebat sekali! Gimana gak hebat? Hanya gara-gara sebutir pala, semua berebut untuk menguasai Indonesia!

the legendary nutmeg

Buah pala (di mata saya) warna dan wujudnya seperti buah lengkeng. Coklat muda dan bulat. Kalau buah pala sudah matang, kulitnya akan membelah seperti gambar di atas. Sayangnya, menurut pengakuan beberapa orang di sana, banyak yang memanen buah pala sebelum matang karena takut dicuri orang lain dari kebunnya. Di dalam buah pala itu terdapat biji pala yang terbungkus kulit berwarna merah yang biasa disebut fuli. Daging buahnya biasa dijadikan manisan, fuli dan bijinya biasa digunakan untuk bumbu masakan. Saya pernah coba masak sop dengan fuli dan rasanya kuat sekali! Kalau mau pake fuli, sedikit saja ya :p 

Pohon pala termasuk pohon yang manja karena butuh pohon pelindung di sekitarnya. Kena angin sedikit, buahnya bisa jatuh, apalagi Banda merupakan kepulauan yang artinya banyak angin pantai dari mana-mana. Biasanya beberapa pohon pala dijaga oleh pohon kenari besar di setiap sisinya. Udah kaya putri raja aja :D Jadi kalau jalan-jalan ke hutan di sini pasti sering banget lihat pohon kenari yang kaya raksasa! Oiya, karena pohon kenari banyak di sini makanya ada masakan khas sini yang enak banget menurut saya yaitu Terong Saus Kenari! Jangan lupa coba ya :D

lihat saja perbandingannya antara pohon kenari raksasa dan si pohon pala imut :D
dikasih skala orang deh, biar kebayang segimana gedenya pohon kenari :p

setiap orang yang akan mengambil pala selalu membawa keranjang bambu bulat (tokiri) itu

bapak ini sedang memanen pala, kalau palanya belum terbelah mereka akan belah dengan bantuan pisau kecil itu, dan hebatnya kerja mereka cepat sekali!

saya gak suka-suka amat sama terong, tapi ini jadi makanan banda yang paling saya kangenin!

Setelah memisahkan biji dari buahnya, biji pala dan fuli dijemur agar benar-benar kering sebelum dijual. Biji pala harus benar-benar kering biar tidak jamuran. Biasanya mereka menjemur di depan rumah mereka. Jadi tidak aneh kalau kita akan banyak melihat pala dan fuli dijemur di halaman depan rumah. Ada juga yang membuat tempat jemur khusus dari bambu, pakai tempayan atau disebar seperti gambar di bawah. Tapii..ternyata cara mengeringkan biji pala jaman sekarang berbeda dengan jaman dulu. Di jaman dulu, biji pala tidak dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Biji pala mengalami proses pengeringan di rumah asar. Yang saya tangkap dari penjelasan orang-orang, biji pala ini ditaruh di semacam langit-langit dan dikeringkan dengan asap. Waktu yang diperlukan untuk mengeringkan pala dengan pengasapan ini terhitung lama sehingga banyak yang memilih untuk menjemur di bawah matahari agar cepat kering. Karena hal inilah lama kelamaan rumah asar pun hilang. Hanya tersisa satu rumah asar di Banda Besar. Sayang saya tidak sempat masuk ke rumah asar di Banda Besar :( 


ini pala yang saya lihat waktu di pulau hatta

Kadang-kadang kalau saya sedang berjalan di hutan sini, suka gak percaya kalau pohon-pohon ini jadi saksi sejarah apa yang terjadi ratusan tahun lalu di pulau ini. Kadang sedih juga kalau ingat cerita tentang pembantaian 40 orang Banda di Benteng Nassau :( Di Kepulauan Banda ini sudah tidak ada penduduk asli Banda, semua penduduk asli lari karena adanya pembantaian itu. Penduduk yang sekarang ini merupakan turunan orang luar Banda yang diungsikan ke sini oleh VOC. Oiya, ternyata banyak juga orang Belanda yang sengaja datang ke Banda untuk menelusuri garis keturunan mereka. Beberapa berharap bisa menemukan makam leluhur mereka atau hanya sekedar melihat seperti apa tempat tinggal leluhurnya dulu. 


parigi rantai, monumen untuk mengenang pembantaian orang banda

Bicara soal Banda tidak hanya berhenti di pala saja. Masih banyak potensi dari pulau ini yang bisa ditelusuri. Dari seluruh pulau di Banda ini yang paling terkenal memang Banda Neira, karena Banda Neira merupakan pusat kecamatan Banda. Selain itu, banyak peristiwa bersejarah yang berhubungan dengan Banda Neira, salah satunya adalah peristiwa "dibuangnya" Bung Hatta dan Bung Sjahrir. Selama masa pengasingan, Bung Hatta dan Bung Sjahrir banyak meninggalkan kesan mendalam dengan para penduduk di Banda. Sampai sekarang pun rumah tinggal Bung Hatta dan Bung Sjahrir masih ada dan bisa dikunjungi. Tidak cuma rumah kedua tokoh ini saja yang bisa kita lihat, ada banyak sekali bangunan rumah, bekas kantor ataupun benteng yang tersebar di Banda.


bagian favorit saya di rumah bung hatta

Selama di sini, saya memang dapat tugas untuk mendata objek wisata alam di sini. Peringkat paling bagus  jatuh ke... bawah lautnya!! Kok bisa tahu padahal belum pernah nyelam? Nahh... Sewaktu di sana saya sempat ke...lupa nama kantornya! hahahaha! Intinya mereka adalah balai perikanan dan kelautan di Banda. Setelah sempat ngobrol tentang bawah laut Banda, saya dikasih liat foto-foto bawah lautnya. Giilllleeee keren banggeetttt! Pantes aja banyak orang yang rela susah-susah dateng ke sini cuma buat nyelam. Saya juga kenalan dengan beberapa penyelam yang kebetulan suka ketemu di depan rumah (kesannya kok kaya ketemu mang sayur). Dia bilang kalau ada uang dan kesempatan, mending ambil izin nyelamnya di sini aja, banda lebih keren dari bunaken!



semua foto ini milik balai kelautan banda neira, cantik kan? :D

ikan napoleon adalah salah satu ikan khas banda, wajahnya mirip orang :D coba lihat 3 foto di baris kedua dari bawah

Benar ternyata kata Pak Sesar, Banda itu bagus mulai dari atas sampai bawah laut! Di atas laut banyak bangunan bersejarah dan pohon pala, sedangkan di bawah laut seperti surga :D 

4 comments:

  1. Mbak boleh tanya2 soal bandaneira terutama transportasinya

    salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo! maaf baru buka blog lagi, udah telat ya? :p

      Delete
  2. Blom sih :D masih ntar oktober koq berangkatnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, pas banget. oktober lagi bagus-bagusnya cuaca di sana (kata mereka). kalo transportasi ke sananya kemarin naik kapal tidar sih, kalo ada pesawat mending pilih pesawat aja :D saya juga tulis tentang kapal tidar di blog ini.

      Delete